Cara Mudah Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan tanaman dengan cara generatif ini hasilnya kurang memuaskan karena tanaman yang tumbuh kurang seragam akibatnya mempengaruhi pada hasil produksi. Oleh karena itu banyak orang menggunakan perbanyakan tanaman secara vegetatif agar memperoleh tanaman yang umur, jenis, dan sifatnya sama dengan induknya.
Perbanyakan  secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan tanpa melalui proses peleburan dua gamet, artinya satu induk tumbuhan dapat memperbanyak diri menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan induknya. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat terjadi secara alami atau buatan (artifisial). Ada banyak teknik perbanyakan yang dapat dilakukan untuk menghasilkan tanaman sesuai dengan yang diinginkan. Saat ini perbanyakan tanaman secara vegetatif banyak dilakukan. Baik itu melalui grafting, cangkok maupun budding. Cara-cara ini banyak diterapkan untuk menghasilkan tanaman yang lebih baik dari kualitas induknya.
 
 
Pengertian Perbanyakan/Perkembangbiakan  Tanaman Secara Vegetatif
Perbanyakan secara aseksual atau vegetatif adalah proses perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tertentu dari tanaman seperti, daun, batang, ranting, pucuk, umbi dan akar untuk menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya.
Perbanyakan secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman menggunakan bagian – bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun. Bahan tanaman yang berasal dari bagian vegetatif disebut bibit. Baik perbanyakan secara vegetatif ( benih ) maupun perbanyakan secara vegetatif ( bibit ), kedua – duanya digunakan petani karena masing – masing mempunyai kelebihan.
Selain itu setiap jenis tanaman mempunyai sifat spesifik dalam kaitanyan dengan bahan tanaman ini. Tanaman – tanaman seperti : padi, jagung, kedelai, kacang tanah, gamdum, kelapa sulit diperbanyak secara vegetatif kecuali dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Sedangkan tanaman rambutan, apel, kopi, kakao,tebu, ubikayu, ubijalar, dan lainya lebih baik diperbanyak secara vegetatif.
 
Siklus Hidup Perbanyakan/Perkembangbiakan  Tanaman Secara  Aseksual Atau Vegetatif
  Pada perbanyakan secara aseksual atau vegetatif genotip dari tanaman induk diwarisi secara sempurna. Bagian – bagian tanaman pada fase siklus seksual maupun dapat digunakan sebagai bahan tanaman awal. Bahan yang dipilih untuk perbanyakan karena sifat vegetatifnya dan diambil sebelum mencapai fase dewasa akan tetapi menunjukan sifat juvenilnya. Bahan tanaman yang dipilih karena sifat bunga dan buahnya tidak lagi menunjukan sifat juvenilnya ataupun transisinya dan tetap secara biologis dewasa.
Dengan demikian perlu dikatahui fase vegetatif dan fase pembungaan. Fase vegetatif adalah fase pertumbuhan tanaman dengan perpanjangan akar dan batang, peningkatan volume tanaman dan perluasan daun. Pada fase pembungaan perpanjangan batang berakhir dan beberapa titik tumbuh berubah menjadi kuncup dan akhirnya membentuk buah dan biji.
  Perbanyakan secara vegetatif mencakup beberapa cara antaralain : stek ( batang, akar dan daun ) okulasi dan penyambungan tidak seperti perbanyakan secara generatif yang dapat di tanam langsung dilapangan, kecuali untuk benih yang berukuran kecil, untuk perbanyakan secara vegetatif biasanya perlu disemaikan dulu sebelum ditanam dilapangan.
Persemaian, diperlukan dengan maksud untuk :
Memudahkan pemeliharaan tanaman, misalnya penyiraman yang harus dilakukan pagi dan sore
Menyediakan media tanam yang sangat bagus, misalnya permukaan tanah halus dan bila perlu dicampur pasir
Mengurangi biaya dan tenaga kerja, misalnya bila harus menggunakan naungan daripada membuat naungan tersebar diseluruh lahan lebih murah membuat naungan dibedengan persemaian
Memeberi kesempatan menyeleksi tanaman yang baik untuk dipindah dilapangan sehingga akan mengurangi persentase sulaman, dan
Pada jenis – jenis tanaman tertentu dengan transplanting ( pindah tanam ) memungkinkan diperoleh pertumbuhan tanaman dan diperoleh pertumbuhan tanaman dan hasil panen yang lebih tinggi.
 
Jenis Perbanyakan/Perkembangbiakan Secara Vegetatif
Perbanyakan/Perkembangbiakan secara vegetatif dibagi menjadi dua yaitu perkembangbiakan vegetatif alami dan perkembangbiakan vegetatif buatan. Perkembangbiakan vegetatif yang terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia dinamakan vegetatif alami. Sebaliknya, perkembangbiakan vegetatif yang melibatkan bantuan manusia disebut vegetatif buatan.
 
Perkembangbiakan secara vegetatif alami
Perkembangbiakan vegetatif alami dimulai dari tumbuhnya tunas pada bagian tumbuhan. Tunas selanjutnya akan menjadi tanaman baru. Pada umumnya, tunas tumbuh pada ruas batang, ketiak daun, ujung akar, dan tepi daun. Tunas yang tumbuh pada ujung akar atau tepi daun disebut tunas adventif Jika tunas tumbuh dekat induknya dinamakan rumpun, seperti rumpun bambu dan rumpun pisang.
Adapun jenis-jenis perkembangbiakan secara vegetatif alami adalah :
Akar tinggal
Akar tinggal (rizoma) adalah batang yang tumbuh menjalar dalam tanah atau disebut juga akar tinggal, akar rimpang, atau akar tongkat. Tanaman yang berkembang biak dengan akar tinggal adalah lengkuas, jahe, alang-alang, kunyit, dan temulawak dan lain-lain.
 
Ciri-ciri akar tinggal:
Mirip akar tetapi berbuku-buku dan pada ujungnya terdapat kuncup;
pada setiap buku terdapat daun yang berubah menjadi sisik;
pada setiap ketiak sisik terdapat tunas.
 
Adapun contoh tanamannya adalah :
Umbi lapis
Bagian tanaman yang membengkak dalam tanah karena menyimpan cadangan makanan disebut umbi. Umbi lapis merupakan umbi yang berlapis-lapis dan tumbuh tunas di tengahnya. Umbi lapis baru yang berasal dari ketiak terluar akan tumbuh membentuk tunas. Pada umbi lapis, tunas tumbuh di antara daun dan cakram. Contoh tanaman yang berkembang biak dengan umbi lapis di antaranya adalah bawang, bunga bakung, bungan tulip, dan lain-lain.
Umbi akar
Umbi akar merupakan bagian akar yang membesar karena berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Umbi akar dapat tidak mempunyai tunas dan tidak berbuku-buku. Tanaman yang berkembang biak dengan umbi akar, misalnya wortel dan dahlia.
Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh membengkak dalam tanah. Bagian ini sesungguhnya merupakan cadangan makanan yang disimpan pada bagian batang. Jika umbi ini ditanam, tunas dapat tumbuh dan menjadi tanaman baru. Contohnya adalah kentang dan ubi jalar.
Geragih (stolon)
Geragih adalah batang yang tumbuh dan menjalar di permukaan tanah. Geragih tersusun atas ruas-ruas. Setiap ruas yang menempel pada tanah akan membentuk akar dan tumbuh tunas baru. Tanaman baru akan tumbuh pada ruas-ruasnya dan tidak bergantung pada induknya. Jenis tanaman yang berkembang biak dengan geragih di antaranya adalah stroberi, pegagan atau antanan, dan rumput teki.
Tunas adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh di luar bagian batang. Tunas ini tumbuh pada tepi daun, seperti cocor bebek. Selain pada tepi daun, tunas ini dapat tumbuh pada akar, seperti suskun dan kesemek.
 
Spora
Spora terdapat pada tumbuhan paku, lumut, dan jamur. Spora terdapat di dalam kotak spora yang terletak di tepi daun tumbuhan paku. Contoh tumbuhan paku yang sering kita lihat untuk tanaman hias adalah suplir. Pada tepi daun suplir terdapat butiran yang merupakan kotak spora. Spora ini merupakan alat perkembangbiakan tanaman suplir.
 
Perkembangbiakan secara vegetatif buatan
Tujuan dari perkembangbiakan secara vegetatif buatan adalah untuk memperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan tidak bergantung pada musim. Pembiakan secara vegetatif buatan di antaranya adalah cangkok, stek, okulasi, enten, dan kultur jaringan. Berikut ini beberapa cara pembiakan secara vegetatif buatan :
Cangkok

Mencangkok adalah mengembangbiakkan tanaman agar cepat berbuah dan mempunyai sifat-sifat yang sama dengan induknya. Jika tanaman induknya berbuah manis, maka cangkokannya menghasilkan buah yang manis pula. Selain itu, mencangkok lebih cepat memberikan hasil jika dibandingkan dengan menanam bijinya.
Cara pembiakan secara vegetatif yang satu ini, kita pilih dengan petimbangan tertentu, misalnya kita menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat persis seperti induknya. Sifat itu meliputi ketahanan terhadap hama dan penyakit, rasa buah ( khusunya tanaman buah-buahan ), keindahan bungan ( tanaman hias ), dan sebgainya. Karena seperti kita ketahui bahwa hasil cangkok bisa dikatakan hampir 100 % serupa dengan induknya, tetapi jika hasilnya menyimpang dari induknya biasanya disebabkan oleh mutasi gen.
Jenis tanaman yang biasa dicangkok adalah pohon buah-buahan, misalnya pohon mangga, beberapa jenis jeruk, berbagai jenis jambu, delima, belimbing manis dan lain sebagainya. Tanaman tersebut adalah tanaman berkayu yang mudah dicangkok. Pencangkokan ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat baik yang sama dengan induknya misalnya rasa buah dan agar tanaman lebih kuat terhadap hama penyakit (Harmann, 2004).
Walaupun mencangkok memiliki banyak keuntungan, namun teknik perbanyakan ini tidak lepas dari beberapa kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahan dari cangkok.
 
Kelemahan dan kelebihan mencangkok
Kelebihan :
Sifat tanaman baru persis dengan induknya
Tanaman dari bibit cangkok bisa menghasilkan buah dalam waktu relatif singkat (± 4 tahun
Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan relatif singkat (1-3 bulan)
Kelemahan
Tidak dapat dilakukan secara besar-besaran
Bibit cangkok sulit hidup di daerah yang air tanahnya rendah karena perakarannya pendek
Tidak memiliki akar tunggang
 
Adapun Langkah – langkah mencangkok adalah sebagai berikut berikut :
Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda
Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm.
Kerat kambiumnya hingga bersih, dan angin-anginkan.
Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.
Ikat pada kedua ujungnya seperti membungkus permen. Bila menggunakan plastik,lubangi plastiknya terlebih dahulu agar air siraman bisa keluar dan tanah tidak terlalu basah.
Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari (jika musim kemarau).
Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, kemudian tanam di pot. Setelah tumbuh dengan baik baru ditanam di tanah.
 
Stek
Stek adalah cara mengembangbiakkan tanaman dengan menggunakan bagian dari batang tumbuhan tersebut.  Bagian tanaman yang dapat ditanam dapat berupa batang, tangkai, atau daun. Tidak semua tumbuhan dapat disetek. Stek daun dapat dilakukan pada tanaman cocor bebek dan begonia. Stek akar dapat dilakukan pada tanaman sukun dan stek batang dapat dilakukan pada tanaman singkong. Stek tangkai dapat dilakukan pada tanaman mawar. Contoh tanaman yang dikembangbiakan dengan stek adalah ubi kayu, tebu, kangkung, dan mawar.  
Seperti halnya mencangkok, perbanyakan dengan cara stek ini juga memperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Tetapi jika dibandingkan dengan cangkok, stek mempunyai kelebihan. Kalau mencangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri, tetapi stek tidak membutuhkan hal itu, stek dengan kekuatannya sendiri akan menghasilkan akar dan daun sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah.
Dalam hal ini stek lebih banyak dipilih oleh petani karena bahan yang dibuat untuk membuat stek ini hanya sedikit, tetapi dapat diperoleh jumlah bibit dalam jumlah yang banyak. Tanaman yang dihasilkan dalam stek biasanya mempunyai persamaan dalam umur, tinggi, ketahanan terhadap penyakit. Selain itu kita juga bisa memperoleh tanaman yang sempurna dalam waktu yang relatif singkat.
Stek bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan cara stek cabang, stek akar, stek daun, stek umbi, dan lain-lain.
Kelemahan dan kelebihan stek
Kelebihan
Tak terkendala musim/waktu
Individu baru mempunyai umur yang sama dengan induknya sehingga cepat berbuahah
Individu baru mempunyai sifat yang sama dengan induknya
Bisa memperbanyak secara kontinyu
Kelemahan
Lebih Rumit dibandingkan dengan biji
Harus memiliki Pohon Induk 
Lebih mahal dibandingkan biji
Perakaran lebih lemah dibandingkan biji
 
 
Sambung/Grafting

Grafting atau ent, adalah istilah asing yang sering kita dengar, arti dari kata tersebut adalah menggabungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa, sehingga tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.
Menyambung atau grafting bertujuan menggabungkan dua sifat unggul dari individu yang berbeda. Misalnya, untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Contoh tumbuhan yang bisa disambung adalah tumbuhan yang sekeluarga. Contohnya, tomat dengan terung.
Grafting bukanlah sekedar menggabungkan suatu bagian tanaman, tetapi sudah merupakan suatu seni yang sudah lama dikenal dan sangat banyak variasinya. Thouin menyebutkan bahwa ada 119 bentuk grafting. Dari sekian banyak bentuk grafing ini digolongkan menjadi 3 golongan besar yaitu :
Bud-grafting atau budding, yang dikenal dengan istilah okulasi.
Scion grafting, lebih populer dengan grafting saja, yaitu sambung pucuk atau enten.
Grafting by approach atau inarching, yaitu cara menyambung tanaman sehingga batang atas dan batang bawah masih berhubungan dengan akarnya masing-masing.
 
Sama halnya dengan stek jenis tanaman yang bisa disambung adalah tanaman yang berkambium asalkan dalam satu varietas atau satu spesies. Contoh tanamannya adalah mangga, jambu, apel, dll.
Kelebihan dan kelemahan sambung atau grafting
Kelebihan
Mengekalkan sifat klon yang tidak dilakukan oleh pembiakan vegetatif lainnya.
Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan.
Memperbaiki jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan diubah menjadi jenis yang dikehendaki.
Dapat mempercepat berbuahnya tanaman.
Kelemahan
Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah jika ditiup angin kencang
Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara  sciondan rootstock
 
Adapun Langkah – langkah grafting adalah sebagai berikut berikut :
Pilih tanaman untuk batang bawah dan batang atas yang sehat. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas.
Gunakan pisau steril dan tajam, untuk memotong batang bawah dengan bentuk huruf V, dan potong batang atas dengan bentuk V terbaik. Panjang batang atas idealnya 3-8 cm.
Masukkan batang atas tersebut ke dalam celah batang bawah, lalu ikat sambungan itu dengan sealtape, atau potongan plastik bening (dari kantong plastik gula pasir). Usahakan sambungan tidak terkena air.
Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau pangkas semua daun.
Bungkus batang yang disambung tadi dengan kantong plastik, dan letakkan di tempat teduh selama sekitar 7-10 hari.
Dalam kurun waktu itu akan terlihat munculnya tunas daun. Buka kantong plastiknya; dan taruh di bawah matahari. 
 
Tempel (Okulasi)

Menempel atau okulasi adalah menempelkan tunas pada batang tanaman sejenis yang akan dijadikan induk. Tumbuhan yang akan ditempeli harus yang kuat. Tempel (okulasi) bertujuan menggabungkan dua tumbuhan berbeda sifatnya. Nantinya, akan dihasilkan tumbuhan yang memiliki dua jenis buah atau bunga yang berbeda sifat. 
Okulasi sering disebut dengan menempel, ocilatie (Belanda) atau budding (Inggris). Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan stek dan cangkok. Kelebihannya adalah hasil okulasi mempuyai mutu lebih baik dari pada induknya. Oleh karena itu okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai perakaran yang baik dan tahan terhadap penyakit dan dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa buah lezat, tetapi perakarannya kurang baik.
okulasi ini biasanya menggunakan batang bawah dan atas dari satu spesies atau satu varietas. Penyambungan tanaman dari satu varietas atau satu spesies memang dapat dilakukan tanpa mengalami kerusakan. Lain halnya dengan okulasi yang dilakukan antar spesiaes biasanya agak mengalami kerusakan. Hal ini dikarenakan antar batang atas dan bawah kadang-kadang terdapat perbedaam fisiologis.
Contohnya, okulasi pada bunga mawar akan menghasilkan dua warna atau lebih yang berbeda. Tumbuhan tersebut akan terlihat lebih indah karena bunganya berwarna-warni. Pada buah mangga, batang bawah memiliki perakaran kuat dan dalam serta tahan terhadap penyakit akar. Batang atas berbuah banyak dan besar serta rasa manis. Dengan okulasi batang atas ke batang bawah, maka akan didapatkan pohon mangga yang perakarannya kuat dan tahan terhadap penyakit sekaligus berbuah lebat dan manis. Selain itu okulasi juga mempercepat tanaman berbuah karena batang atas sudah melewati masa muda.
 
 
Kelebihan dan kelemahan okulasi
Kelebihan
Dengan cara okulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.
Pertumbuhan tanaman yang seragam
Penyiapan benih relatif singkat
Kelemahan
Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)
Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.
 
Adapun Langkah – langkah okulasi adalah sebagai berikut berikut :
Siapkan batang bawah, umur tanaman tergantung dari jenis tanaman apa yang akan diokulasi. 
Siapkan batang atas berupa kulit kayu dan mata tunas dari induk tanaman yang berkualitas baik dan memiliki sifat unggul.
Iris dan sayat batang bawah dengan panjang 2-3 cm, lebar 1-1,5 cm.
Sisipkan mata tunas ke irisan yang telah dibuat pada batang bawah, lakukan dengan cepat. Jangan sampai luka sayatan kering. Pastikan tidak ada celah antara luka sayatan dengan mata tunas.
Ikat tempelan menggunakan tali rafia, arah pengikatan dari bawah ke atas sehingga tali tersusun rapat seperti genting dan tidak ada celah kecuali pada bagian mata tunas.
Setelah 2 minggu, lihat mata tunas. Jika berwarna hijau kemerahan atau hitam berarti okulasi gagal. Sedangkan jika warnanya masih hijau segar dan melekat pada batang pokok berarti okulasi berhasil dan ikatannya sudah boleh dilepas. Waktu pengikatan bisa sampai 3 minggu.
Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, segera potong batang yang berada di atas mata tempelan, tujuannya agar sumber makanan tertuju pada tunas dari tempelan. Jika tidak, tempelan akan mati. Panjang pemotongan batang dan jarak pemotongan dari mata tempelan berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman yang diokulasi.
Kultur jaringan
Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan dengan cara in vitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. Dengan dasar tumbuhan memiliki sifat totipotensi sel, yaitu kemampuan untuk membelah diri dengan kondisi lingkungan yang sesuai.
Teknik kultur jaringan telah digunakan dalam membantu produksi tanaman dalam skala besar melalui mikropropagasi atau perbanyakan klonal dari berbagai jenis tanaman. Jaringan tanaman dalam jumlah yang sedikit dapat menghasilkan ratusan atau ribuan tanaman secara terus menerus.
Teknik ini telah digunakan dalam skala industri di berbagai negara untuk memproduksi secara komersial berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias (anggrek, bunga potong, dll.), tanaman buah-buahan (seperti pisang), tanaman industri dan kehutanan (kopi, jati, dll). Dengan menggunakan metoda kultur jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis yang sama dapat diperoleh hanya dengan berasal dari satu mata tunas. Oleh karena itu metoda ini menjadi salah satu alternatif dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif. 
 
Kelebihan dan kelemahan okulasi
Kelebihan
Pengadaan bibit tidak bergantung pada musim
Produksi bibit dapat diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif cepat
Bersifat seragam
Bibit yang dihasilkan bebas penyakit asalkan diambil dari organ yang bebas dari penyakit juga
Daya pengangkutan lebih murah dan mudah
Proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit dan deraan lingkungan lainnya
Kelemahan
Kultur jaringan Memerlukan biaya besar karena harus dilakukan di dalam laboratorium dan menggunakan bahan kimia
Kultur jaringan Memerlukan keahlian khusus
Kultur jaringan Memerlukan aklimatisasi ke lingkungan eksternal karena tanaman hasil kultur biasanya berukuran kecil dan bersifat aseptik serta sudah terbiasa berada di tempat yang mempunyai kelembapan udara tinggi

 
Faktor yang mempengaruhi perbanyakan tanaman
Adapun faktor – faktor yang dapat mempengaruhi perbanyakan tanaman dalah :
Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti.
Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.
Faktor Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warnatanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.
Faktor Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang.

DAFTAR PUSTAKA
Nur Syah Fitriani. 2017.Perkembangbiakan Tanaman Secara Vegetatif. Makalah Pemuliaan Tanaman. Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Samawa
Widiarsih, Minarsih, Dzurrahmah, Wirawan, dan Suwarno. 2008. Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Buatan. http://willy.situshijau.co.id. [4 Desember   2012].
Wudianto, R. 1987. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Zohary, D. & Hopf, M. 2000. Domestication of Plants in the Old World. Oxford Univ. Press. London.
Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Jakarta:Penerbit Bumi Aksara